Senin, 01 Agustus 2011
Profil Wim Rijsbergen
Rijsbergen sebelumnya pernah melatih PSM Makassar. Sebenarnya dia sudah malang melintang di pesepakbolaan dunia. Pria yang saat ini berusia 59 tahun ini pernah menjadi bintang Timnas Belanda. Dia pernah bermain Klub Fayenoord sejak tahun 1971 sampai 1978. Dia membawa Fayenoord meraih gelar Eredivisie (Liga Belanda) dan Piala UEFA pada musim 1973-1974.
Di Tim Nasional, posisi tertinggi Wim Rijsbergen saat membawa Belanda dua kali sebagai runner up Piala Dunia, 1974 dan 1978. Di Piala Dunia 1978, Argentina dengan bintangnya Mario Kempes berhasil menekuk Belanda 3-1. Sejak saat itu karena dua kali kalah di final, Belanda sering disebut-sebut sebagai juara tanpa mahkota.
Wim Rijsbergen memulai karir pelatihnya pada tahun 1986. Ia merintis diri dengan menjadi pelatih tim junior Ajax Amsterdam. Dua tahun di Tim Junior Ajax, ia pindah ke FC Volendam, NAC Breda dan FC Groningen.
Karir kepelatihannya mulai mencorong saat menjadi asisten pelatih Trinidad & Tobago. Ia berhasil mengantarkan negara kecil kecil asal petinju Felix Tito Trinidad itu pentas putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman.
Wim Rijsbergen mulai masuk ke Indonesia bersama klub Liga Primer Indonesia (LPI), PSM Makassar. Sejak Januari 2010 Wim Rijsbergen masih sebagai pelatih PSM Makassar.
Melihat Peluang Timnas di Prapiala Dunia 2014
Melihat Kans Yang Masih Terbuka..
Jika melihat dari hasil drawing PPD 2014 regional Asia yang dilakukan di Rio de Janeiro, Brazil Minggu (31/7) kemarin maka timnas patut bersyukur karena semua lawan timnas nanti memiliki type permainan yang hampir sama. Ditambah lagi dengan cerita manis dari dua tim yang pernah kita kalahkan sebelumnya.
Disana ada Qatar yang dahulu pernah kita kalahkan pada Piala Asia 2004 yang berdampak pada pemecatan pelatih kepala merekaPhilippe Troussier, pada saat itu dua gol dari Budi Sudarsono dan Ponaryo Astaman lah yang berhasil mempermalukan Qatar yang pada saat itu menganggap remeh Timnas kita.
Lalu tim berikutnya adalah Bahrain yang pada piala Asia 2007 lalu berhasil kita kandaskan langkahnya dengan skor 2-1 dengan beberapa pemain yg masih memperkuat timnas kita sekarang, disana ada BePe, Hamka Hamzah, Ricardo Salampessy, Supardi dan duet kiper Ferry Rotinsulu dan Markus Horizon.
tim terakhir yang akan menjadi lawan tangguh timnas kita adalah Iran yang kini diarsiteki pelatih asal Portugal Carlos Queiros yang memiliki banyak pengalamn kepelatihan diantaranya pernah bekerja untuk Manchester United dan Timnas Portugal.
Namun kita juga tidak bsa menganggap remeh Bahrain dan Qatar, Bahrain yang pada PD 2010 lalu hampir lolos ke babak utama namun gagal oleh perwakilan terbaik oceania Selandia Baru yang hanya kalah dengan agregat 1-0.
begitu juga Qatar yang memiliki motivasi lebih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Namun kita juga bisa berbesar hati karena pelatih timnas Wim Rijsbergen pernah mengarsiteki klub liga arab "Al-ittifaq" yang sedikit banyak memiliki gaya permainan yang sama dengan ketiga calon lawan Timnas..
Langganan:
Komentar (Atom)

